Julaybib r.a yang Dihadiahi Bidadari Surga


            Ia adalah sosok yang tidak diketahui garis keturunannya. Satu-satunya yang diketahui tentang dirinya adalah bahwa ia orang Arab dan termasuk golongan kaum Anshar. Julaybib mungkin tidak banyak dikenal, tetapi ia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam yg mendapat hadiah langsung dari Allah berupa bidadari surga. Dan dialah yang memperoleh julukan khusus dari Rasulullah sebagai bagian hidupnya.
            Orang yang melihat Julaybib sebagai sosok miskin dan damim (buruk rupa). Namanya berasal dari kata jalbab-keci atau kontet. Ia juga sering mendapat cemoohan dan dijauhi banyak orang akibat kondisinya itu. Terkecuali, Rasulullah, rasanya mustahil bagi Julaybib untuk mengharapkan belas kasihan dan bantuan orang lain.
            Namun sungguh luar biasa, meskipun Julaybib minder dengan kondisinya, tidak sekalipun ia surut untuk berbuat baik. Ia selalu yang terdepan  dalam berbuat kebaikan. Kondisi yang dialaminya juga tidak menyebabkan ia terjerumus dalam lubang kenistaan. Ia tidak mengedepankan hawa nafsunya ketika ia memiliki hasrat duniawi. Sikap rendah hatinya ini membuat Rasulullah menyukai Julaybib.
“Kalau begitu, nikahkanlah saya dengan wanita yang tidak laku,” begitu jawaban     Julaybib ketika Rasulullah menawarkannya untuk menikah.
Apapun jawaban Julaybib tadi, Rasulullah lebih mengetahui keadaan yang dialami Julaybib sebenarnya. Dia tentunya ingin memenuhi hasrat biologisnya sebagaimana kebanyakan para lelaki. Rasulullah mengetahui kondisi Julaybib.
            Untuk maksud tersebut, Nabi pergi menemui salah satu dari Kaum Anshar lalu berkata,
“Aku ingin melamar putrimu”.
“Alangkah membahagiakan dan dirahmati, wahai utusan Allah, dan betapa (ini akan) indah dipandang mata”. jawab pria Anshar itu dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan yang begitu nyata.
“Aku tidak melamarnya untuk diriku sendiri,” kata Nabi.
“Lalu untuk siapa?, wahai utusan Allah..” tanya lelaki itu. Ia terlihat kecewa, “Untuk Julaybib...” jawab Nabi.
Pria Anshar itu terlalu kaget untuk bereaksi. “Saya akan berunding dengan ibunya dulu” Dan pergilah dia menemui istrinya.
“Utusan Allah ingin melamar putrimu,” katanya kepada istrinya.
Istrinya pun kegirangan. ”Sungguh sebuah rencana yang menakjubkan dan betapa (ini akan) indah dipandang mata…” kata istrinya. 
“Beliau tidak melamar untuk dinikahi sendiri, tapi beliau ingin menikahkannya dengan Julaybib.” kata lelaki itu.
Istrinya luar biasa kaget. “Untuk Julaybib??!! Tidak, tak sudi kalau untuk Julaybib!, Demi Allah tidak!, kita tdak akan pernah menikahkan anak kita dngn Julaybib”
            Ketika pria Anshar itu kembali hendak menemui Nabi untuk memberitahukan hasil percakapan dengan istrinya, putrinya yang mendengar ketidak setujuan ibunya itu bertanya,
“Siapa yang menemui ayah untuk melamarku..?”
            Sang ibu memberitahukan kepadanya tentang permintaan Nabi untuk menikahkannya dengan Julaybib. Ketika ia mendengar bahwa permintaan itu datang dari Nabi dan bahwa ibunya benar-benar menentang gagasan itu, ia pun tersinggung dan berkata,
“Kalian berani menolak utusan Allah? Berikan aku kepada beliau karena beliau tak akan pernah membawa kesengsaraan untukku”.
            Nabi mendengar jawabannya dan berdoa untuknya,
“Ya Allah, limpahkanlah kebaikan untukny, hindarkanlah hidupnya dari kesusahan dn kesengsaraan".
            Inilah sesungguhnya jawaban dan sikap Muslimah sejati. Allah Ta’ala juga telah berjanji akan menghadiahi Julaybib dengan para bidadari surga. ini sebagai hadiah atas pengorbanan Julaybib menegakkan agama Allah.
Dikisahkan, dalam sebuah ekspedisi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam terjadi pertempuran dengan kaum musyrik.  Setelah pertempuran itu usai, Rasulullah bertanya kepada para sahabat,
“Apakah kalian kehilangan seseorang?”
            Merekapun menjawab dengan memberikan nama-nama kerabat atau sahabat mereka yang terbunuh.
            Nabi lalu memberikan pertanyaan yang sama kepada sahabat-sahabat lain dan mereka pun memberikan nama-nama orang yang tewas dalam pertempuran itu. Salah satu kelompok sahabat menjawab bahwa mereka tidak kehilangan seorang kerabat pun dan saat mendengar itu Nabi berkata,
“Tapi aku kehilangan Julaybib. Carikan dia di medan pertempuran…!”.
            Mereka pun mencari dan menemukan Julaybib di samping tujuh orang musyrik yang dibunuhnya sebelum ia menemui ajalnya. Nabi lalu berdiri dan pergi menuju tempat di mana Julaybib, sahabatnya itu terbaring. Belia berdiri didekatnya dan berkata,
“Ia membunuh tujuh orang lalu ia terbunuh? Lelaki ini adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darinya”. Beliau mengulang kata-kata itu dua atau tiga kali.
            Nabi kemudian membopongnya dan konon Julaybib tak pernah memiliki tempat berbaring yang lebih baik dari lengan utusan Allah. Nabi kemudian menggali kubur untuknya, dan beliau sendiri yang meletakkan Julaybib ke dalamnya. Bahkan, Allah Ta’ala pun berjanji, dalam sebuah riwayat, tidak akan menikahkan Julaybib melainkan dengan para bidadari surga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar